Pahami Sejarah Meletusnya Gunung Raung Yang Menyeramkan

keindahan gunung raung
sumber gambar : @gunungraung3344mdpl (instagram)

Gunung Raung berada di perbatasan Banyuwangi Bondowoso dan Jember. Letak dari Gunung Raung berada di paling ujung pulau Jawa bahkan keindahan dari gunung ini dapat dilihat dari Pulau Dewata Bali.

Gunung api raksasa ini terlihat di sebelah timur dari suatu deretan puing gunung api yang ber arah barat laut-tenggara.

Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 3332 mdpl merupakan gunung yang besar dan unik. Gunung Raung termasuk bagian dari kelompok pegunungan Ijen yang terdiri dari beberapa gunung, seperti Gunung Pendil dengan ketinggian 2338 mdpl, Gunung Merapi dengan ketinggian 2800 mdpl , Gunung Suket yang memiliki ketinggian 2950 mdpl , Gunung Rante dengan ketinggian 2664 , Gunung Remuk dengan ketinggian 2092 mdpl , dan Kawah Ijen.

Gunung Raung memiliki Puncak yang begitu indah dengan kaldera nya sekitar 500 meter kedalamannya. Kaldera selalu berasap dan sering menyemburkan api.

Bentuk dari kaldera tersebut seperti elips dan terdapat kerucut setinggi kurang lebih 100 meter.

Catatan Sejarah Gunung Raung

gunung raung yang memukau
sumber gambar : @jabar.idntimes.com

Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa Gunung Raung mempunyai sejarah meletus yang buruk.

Catatan pertama meletusnya Gunung Raung terjadi pada tahun 1586, letusan ini tercatat sebagai letusan yang hebat. Akibatnya wilayah disekitarnya rusak dan memakan korban jiwa.

Setelah itu 11 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1597 Gunung Raung meletus lagi. Letusan kedua sama hebatnya dengan letusan yang pertama, dan kembali memakan korban jiwa.

Pada tahun 1638 PVMBG meletus kembali untuk ketiga kalinya. Akibatnya terjadi banjir besar dan lahar di daerah antara Kali Setail Kecamatan Sempu dan Kali Klatak Kecamatan Kalipuro Banyuwangi.

Terjadi letusan lagi pada tahun 1730. Yang tercatat erupsi eksplosif disertai dengan hujan abu dan juga lahar.

Bahkan yang terkena dampak erupsi meluas di bandingkan letusan pertama kedua dan ketiga, tentunya memakan korban jiwa lebih banyak.

Gunung Raung mempunyai sejarah kelam terbesar di pulau Jawa. Pada tahun antara 1803 hingga 1808 kembali terjadi letusan tetapi letusan ini tidak mengakibatkan korban jiwa.

Dan terjadi lagi pada tahun antara 1812 hingga 1814. Letusan terjadi dengan disertai hujan abu lebat dan suara bergemuruh, pada tahun 1815 terjadi hujan abu di Besuki, situbondo dan Probolinggo.

Akhirnya Gunung Raung relatif tenang selama 44 tahun, namun pada tahun 1859 aktivitas vulkanik kembali meningkat. Pada tanggal 6 Juli 1864 kembali terdengar suara gemuruh dan siang hari menjadi gelap.

Selanjutnya kembali terjadi aktivitas vulkanik yang meliputi suara gemuruh, paroksisma , hujan abu tipis yang ada di kawasan Banyuwangi pada tahun 1881 , 1885 , 1890, 1896 . Dan juga terjadi gempa di kawasan Besuki Situbondo.

Di antara bulan Mei hingga Desember pada tahun 1913 gunung Raung kembali , bergemuruh terjadi dentuman keras.

Hal ini juga terjadi pada tahun 1915 , 1916 , 1917 tiga tahun berturut-turut. Pada tahun 1921 dan 1924 terjadinya aliran lava yang ada di dalam kaldera.

Pada tahun 1927 fenomena vulkanik dahsyat kembali terjadi. Hujan abu sejauh 3 km dan letusan asap cendewan keluar dari puncaknya.

Pada tahun yang sama lebih tepatnya tanggal 2 Agustus sampai Oktober kembali terdengar dentuman bom dan terlontas sejauh 500 meter.

Setelah itu pada tahun 1928 tampak celah merah di dasar kaldera yang mengeluarkan lava. Pada tahun 1929 fenomena ini masih terjadi.

Pada tahun 1933 hingga 1945 terjadi peningkatan aktivitas. Namun tidak tercatat adanya kejadian hanya ada aliran lava di kaldera.

Gunung Raung mempunyai bibir kaldera seluas 1200 meter persegi menunjukkan letusan tepatnya pada tanggal 31 Januari hingga 18 Maret, puncak gunung ini menyemburkan asap membara dengan guguran.

Abu dari letusan ini menyebar hingga radius 200 meter, dan tinggi awan letusan mencapai 6 km di atas puncak.

Setelah 4 tahun kemudian terjadi lagi paroksisma tepatnya pada tanggal 13 sampai 19 Februari 1956. Tercatat adanya tiang asap 200 km. Pada tahun-tahun berikutnya hanya ada peningkatan aktivitas. Tetapi pada tahun 1986 letusan terjadi lagi pada bulan Januari hingga Maret.

letusan gunung raung
sumber gambar : @hendra gunawan geomagz.geologi.esdm.go.id

Hingga data terbaru aktivitas vulkanik kembali meningkat pada tanggal 17 Oktober 2012. Gunung Raung mulanya memiliki status normal naik menjadi waspada sehari kemudian.

Dan pada tanggal 22 Oktober 2012 status dari Gunung Raung kembali naik menjadi siaga.

Terlihat pada pantauan Satelit Amerika Serikat, PVMBG menyatakan bahwa sebenarnya Gunung Raung sudah meletus tetapi masih masuk kategori eropsi minor, dan letusan tidak sampai keluar dari kaldera.

Hingga akhirnya PVMBG harus memasang 7 alat penguatan data untuk memantau aktivitas vulkanik Gunung Raung. Hal ini dilakukan karena mengingat sejarah letusan gunung tersebut .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×