Legenda Gunung Kerinci

Gunung Kerinci
sumber gambar : mountainkerinci (instagram)

Gunung Kerinci

Gunung  yang terletak di perbatasan antara Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi ini memiliki berbagai nama lain seperti Gunung Gedang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci, atau Puncak Indrapura.

Gunung Kerinci merupakan Gunung Tertinggi di Sumatera dan Gunung berapi tertinggi di Indonesia yang juga memliki Puncak tertinggi di Indonesia diluar Papua.

Gunung yang terletak di Gugusan Gunung Barisan di dekat pantai Barat serta 130 km sebelah selatan Padang Sumatera Barat, Gunung ini merupakan batas wilayah antara Etnis Minangkabau dengan Suku Kerinci.

Di kelilingi Hutan lebat yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat,  merupakan habitat Harimau Sumatera yang mulai punah, serta terdapat pula Badak Sumatra, Gajah Sumatera dan lain sebagainya.

Puncak kerinci atau yang biasa disebut sebagai Puncak Indrapura ini, memiliki ketinggian sekitar 3.805 mdpl, yang berada di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Para pengunjung dapat melihat pemandangan yang indah, membentang yaitu Kota Jambi, Padang, Dan Bengkulu sekaligus, dan apabila cuaca sedang bagus pengunjung dapat melihat luasnya samudra Hindia dari puncak ini.

Gunung Kerinci juga memiliki kawah yang begitu luas dengan ukuran 400 x 120 meter, dan air yang berwarna kehijauan.

Di sisi sebelah timur, terdapat Danau Bento, rawa yang berair jernih yang tertinggi di pulau Sumatera, dan cocok untuk wisata air bagi pengunjung yang berwisata kedaerah ini.

Dibelakang Gunung Kerinci terdapat Gunung Tujuh dengan kawah yang sangat indah. Gunung yang menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO  ini memiliki keindahan alam yang menakjubkan.

Gunung Kerinci merupakan Gunung api aktif, yang pada tahun 2009 gunung ini terakhir meletus.

Gunung Kerinci juga sudah ditetapkan sebagai kawasan konservasi Asean Heritage site dan World Heritage site, dari Unesco pada tahun 2004.

Dan pada 2006 dinobatkan menjadi The Tropical Rainforest Heritage Of Sumatera ( TRHS )

Mitos Dan Legenda Gunung Kerinci

Legenda Naga gunung Kerinci
sumber gambar : Pixabay

Konon diceritakan ada dua saudara kakak beradik, yang tinggal di sebuah rumah kaki Gunung Kerinci.

Mereka sudah menjadi yatim piatu sejak kecil sang Kakak bernama Calungga dan adiknya bernama Calupat.

Sang Kakak berwatak kasar, pemberang juga pemberani, sedangkan sang adik berwatak yang lemah lembut serta memiliki kecerdasan.

Hal ini dikarenakan pengaruh dari kedua mustika peninggalan kedua orang tua mereka.

Calungga mendapat mustika berwarna merah, yang melambangkan keberanian dan memiliki kesaktian yang luar biasa.

Sedangkan sang adik Calupat mendapat Mustika berwarna Putih, yang melambangkan keberuntungan serta kejayaan.

Suatu ketika sang kakak Calungga pergi ke hutan untuk mencari hewan buruan, untuk di jadikan bahan makanan.

Dalam perjalanan berburu tersebut, Calungga menemukan sebutir telur yang besar, dengan kulit cangkang yang putih bersinar, kemudian telur tersebut dibawa pulang serta di tunjukkan kepada Calupat.

Oleh Calupat disarankan untuk menyimpan telur tersebut terlebih dahulu  selama 3 hari sambil si Calupat memohon petunjuk ke pada Dewa.

Akan tetapi belum genap 3 hari yang di janjikan, serta di saat  Calupat pergi meninggalkan rumah, telur tersebut direbus oleh Calungga tanpa sepengetahuan Calupat serta dimakan habis tanpa sisa.

Ketika adiknya pulang kerumah Calungga baru bangun tidur, karena merasakan haus yang luar biasa sehingga ia mencari air minum yang ada dirumahnya, Namun rasa haus yang diraskan oleh Calungga belum juga reda.

Kemudian ia bergegas menuju sungai dan minum di aliran sungai dengan puasnya, sehingga tubuhnya mengalami perubahan bentuk, yaitu semakin menggelembung dan memanjang, keesokan harinya Calupat pergi kesungai dan mendapati sang kakak dengan wujud yang berbeda.

mitos Naga gunung kerinci
sumber gambar : pixabay

Di seluruh badan Calungga terdapat sisik–sisik  sebesar Nyiru, dengan warna yang menyilaukan.

Pada saat itu Calungga masih tetap meminum air, sehingga  banyak sungai yang kering akibat  diminum Calungga untuk mengobati rasa hausnya.

Menurut cerita sungai–sungai yang airnya di minum oleh Calungga, akhirnya banyak yang mengalami kekeringan, sehingga sekarang disebut sebagai Sungai Kering oleh masyarakat sekitar.

Ketika Calungga melihat Calupat, segera sang kakak memerintahkan adiknya untuk pergi menjauhinya, karena ketakutan, akhirnya Calupat meninggalkan kakak yang disayanginya dengan perasaan sedih.

Tak lama kemudian Calungga berubah wujud menjadi seekor naga dengan mengucapkan mantera sakti, seketika bumi bergetar desertai hujan badai dan Guntur yang sahut–sahutan.

Air bah membanjiri sekitar Calungga berada, seketika air menggenang dan Calungga memutar badannya kemudian berenang menuju Danau Gedang.

Konon tempat naga mengisar dan memutar, sekarang dinamakan Danau Bento, sedangkan sisik yang mengelupas dari badan Calungga berubah menjadi Ikan yang dinamakan Simambang Bulan, yang di anggap sebagai nenek moyang ikan Semah.

Tiga Musim telah berlalu, sang adik Calupat kembali ke danau Gedang, di tepian danau Calupat berdiri dan memanggil–manggil sang kakak.

Seketika munculah Calungga  dari dalam air, yang sudah menjadi seekor naga, sambil menangis Calupat ingin pergi kesuatu tempat yang  ramai ( Desa ), karena Calupat merasa kesepian di tinggal sendirian dirumah, setelah Calungga berubah menjadi seekor naga.

Calungga kemudian mengabulkan keinginan sang adik, dan menggedong sang adik di punggungnya, mengarungi danau sampai disungai sempit tempat mengalirnya air danau.

Namun tidak muat untuk badan sang naga yang besar tetapi dengan kesaktiannya, Calungga akhirnya bisa menjebol sungai tersebut dan terus berenang menuju hilir hingga tiba disuatu negeri di pinggir sungai.

Di tempat ini kemudian Calupat menetap dan berbaur dengan warga sekitar. Setelah beberapa tahun kemudian dengan sifat yang baik serta berbudi yang luhur Calupat di angkat menjadi pemimpin di negeri tersebut.

Si naga Calungga sendiri setelah mengantar sang adik kemudian menyelam ke dalam sungai dan pergi entah kemana.

Sementara itu karena  saluran pelepasan jebol, yang diakibatkan oleh naga Calungga, air Danau Gedang melimpah sehingga permukaan Danau mulai menyusut dan terbentuklah dataran yang luas yang sekarang ini dikenal dengan nama Daratan Kerinci.

Dan nama Danau Gedang pun ikut berubah menjadi Danau Kerinci, serta sungai yang menjadi tempat keluarnya sang naga Calungga dikenal sebagai Sungai Batang Merangin.

Begitulah cerita dari kerinci, sebuah gunung yang mempunyai ceritanya sendiri, selain memiliki pesona yang membuat orang ingin kembali, juga kisah yang lain yang menyelubungi dari sebuah gunung.

Kisah tersebut tertuang di kisah misteri Gunung Kerinci yang tertuang di artikel lain halaman ini.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×