Gunung Muria Mempunyai 5 Keunikan Yang Perlu Di Ketahui

puncak gunung muria
sumber gambar : @kuthokudus (instagram)

Gunung Muria yang terletak di Kabupaten Kudus sisi selatan, di sisi barat laut perbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan sisi timur perbatasan dengan Kabupaten Pati.

Ketinggian dari Gunung Muria 1.601 meter diatas permukaan laut. Keindahan dari gunung ini sudah tidak di ragukan lagi.

Gunung Muria terdapat beberapa fakta yang menyelimuti antara lain simak ulasan dibawah ini.

Puncak Gunung Muria

gunung muria yang memukau
sumber gambar : @enysrimimind (instagram)

Gunung Muria terdiri dari beberapa puncak, puncak tersebut antara lain yaitu Puncak Songolikur, yang merupakan puncak tertinggi Gunung Muria.

Puncak ini sering disebut juga sebagai puncak Saptorenggo. Selain itu terdapat juga puncak Candi Angin, Puncak Argowiloso, Puncak Argojembangan, dan Puncak Abiyoso.

Gunung Muria sebelumnya dikenal dengan nama Gunung Retawu, maka tidak heran jika di kaki gunung ini terdapat desa dengan sebutan nama Rahtawu.

Nama Rahwatu sendiri memiliki arti getih yang bercecer atau darah yang bercecer. Maksud dari arti tersebut di masa lalu telah terjadi pertempuran yang hebat. Bahkan di perkirakan telah terjadi ledakan nuklir di kawasan ini.

Petilasan yang ada di Gunung Muria

Kawasan Rahwatu banyak terdapat petilasan dengan nama-mama tokoh pewayangan leluhur Pandawa. Petilasan tersebut yaitu petilasan Eyang Sakri, Lokajaya, Pandu,  Palasara dan Abiyoso.

Terdapat juga kawasan yang diberi nama Jonggring Saloka dan Puncak Songolikur. Di puncak tertinggi Gunung Murai yang di kenal sebagai puncak B29 atau puncak Songolikur terdapat petilasan pertapaan Sang Hyang Wenang.

Tempat tersebut tampak sepi kering tidak terdapat apa-apa. Di bawah tempat tersebut terdapat petilasan pertapaan Resi Manik Manumayasa, Puntadewa (Darmakusuma) , Nakula Sadewa, dan Batara Ismaya ( Semar ).

Nama Sang Hyang Wenang adalah salah satu nama dari sesembahan atau realitas tertinggi Jawa. Nama lain  dari Eyang Manik Manuyasa Kiranya adalah Bathara Manikmaya. Dan Puntadewa , Nakula, Sadewa merupakan tiga satria Pandawa yang tidak pernah berperang.

Arti nama dari Puntadewa yaitu simbol kesabaran, Nakula memiliki arti kecerdasan dan nama Sadewa memiliki arti kebijaksanaan.

Sejarah Bangsa Lemuria Gunung Muria

Sejarah dari turun menurun selalu mengaitkan Putri Shima dengan kerajaan Kalingga, namun hal ini kurang tepat jika dibilang kerajaan Kalingga.

Nama asli dari kerajaan Kalingga ini sebenarnya Kerajaan Medang Kamulyan. Konon pada masa setelah air bah besar melanda seluruh bumi, Sang Maha Raja Punggung yang menjadi pemimpin kerajaan Medang Kamulyan.

Sang Maha Raja memiliki 3 putra yang bernama Sang Prabu Kudun-Ga,  Sang Prabu Kalingga, dan Sang Prabu Badu-Ga.

Sang Prabu Kudun-Ga memerintah di Jambu Dwipa yang sekarang terkenal menjadi nama Kalimantan. Sang Prabu Kalingga yang mendapat wahyu keprabon dan meneruskan tahta Medang Kamulyan.

Sang Prabu Badu-Ga yang memimpin Kerajaan Gilingwesi. Ketika masa pemerintahan Sang Prabu Kalin-Ga nama beliau dijadikan nama ibukota kerajaan.

Selain itu Wahyu Keprabon akhirnya jatuh ke putri dari Sang Maha Prabu Kalin-Ga yang bernama Sang Maha Ratu Shimahawan atau yang biasa kita kenal sebagai Putri Shima, Hal ini terjadi pada jaman Kala Rwabara di jaman besar Kali Swara.

Pada saat masa Putri Shima, Nuswantara dibawah Medang Kamulyan yang dikenal juga sebagai Salaka Negara.

Mulai dari daerah Tegal, Pekalongan, Alas Roban, Semarang, Gunung Muria, sampai ke timur di wilayah Pati dan Rembang, ke utara sampai Karimun Jawa, pada masa itu laut Jawa masih berupa daratan, jauh dari peradaban berikutnya.

Kerajaan Medang Kamulyan di bawah Sang Maha Ratu Shimahawan oleh orang barat yang dikenal sebagai peradaban Lemuria.

Bangsa Lemuria dan Gunung Lemuria

Djuyoto Suntani yang merupakan Presiden Komite Perdamaian Dunia mengatakan, induk peradaban dunia berasal dari Bangsa Lemuria yang merupakan diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Menurut beliau 60.000 tahun sebelum Masehi, bumi masih berupa satu daratan. Saat itu terdapat satu bangsa dengan peradaban besar yaitu Lemuria yang tinggal di Gunung Muria.

Tetapi setelah itu muncul zaman es. Sekitar 40.000 tahun sebelum masehi saat zaman es Plestosen berakhir, gletser yang ada di kutub mencair hingga lelehan air menyebar ke daratan yang lebih rendah.

Hingga akhirnya daratan tersebut terpecah-pecah, pecahan tersebut berubah menjadi pulau-pulau, laut, dan gunung. Bangsa Lemuria pun ikut terpencar-pencar.

Namun karena hal itu yang menyebabkan berbagai suku bangsa di dunia berikut peradabannya seperti peradaban Dravida, Maya, Aztek, Inca, Atlantis, Babilon, India, Cina, Mesir, Yunani, Romawi, Persia, Normandia, Viking, dan lain sebagainya.

Walaupun terpencar namun keturunan Bangsa Lemuria itu meninggalkan jejak ditempat barunya. Nama Muria terdapat di berbagai tempat di dunia.

Bangsa Lemuria ini adanya perbedaan struktur wajah, fisik, kulit dan bentuk rambut. Menurut Djuyoto perbedaan itu terjadi karena faktor cuaca, makanan dan hal alam lainnya.

Menurut beliau Jawa Tengah merupakan provinsi perdamaian. Letak Jawa Tengah yang yang posisinya berada di tengah Pulau Jawa yang merupakan pakunya nusantara atau kata lainnya merupakan cermin dari situasi Indonesia.

Wisata yang ada di Gunung Muria

air terjun kawasan gunung muria
sumber gambar : @pixabay.com

Kawasan Gunung Muria terdapat banyak wisata alam puluhan air terjun seperti Air Terjun Songgo Langit, Air Terjun Jurang Nganten, Air Terjun Suroloyo, Air Terjun Sumenep, Air Terjun Banyu Anjlok, Air Terjun Undak Manuk, Air Terjun Nglamer, Air Terjun Kedung Ombo, Air Terjun Ndayong, Air Terjun Nongko Pace, Air Terjun Grenjengan, Air Terjun Karang Nongko, Air Terjun Statah, Air Terjun Nggembong, Air Terjun Nglumprit, Air Terjun Grinjingan Dowo, Air Terjun Monthel, Air Terjun Gonggomino, Air Tiga Rasa Rejenu, Air Terjun Widodaren, Air Terjun Santi, Air Terjun Grenjengan Sewu, dan yang terakhir Air Terjun Tadah Hujan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×