6 Fakta Gunung Krakatau Yang Mengerikan Namun Dapat Menginspirasi

pulihnya gunung krakatau
sumber gambar : @gunungkrakatau (instagram)

Rakata atau biasa disebut dengan nama Krakatau terletak di Selat Sunda, berada di antara Pulau Jawa dan Sumatera. Pada tahun 1883 Gunung Krakatau terjadi letusan kataklismik.

Letusan ini mengakibatkan tsunami kehancuran dan tentunya memakan korban jiwa.

Letusan Gunung Krakatau terjadi beberapa kali dan menyisakan bekas, bekas tersebut membentuk 4 Pulau, Pulau tersebut seperti Pulau Anak Krakatau yang juga cukup populer sama seperti induknya, Pulau Rakatau, Pulau Sertung dan yang terakhir Pulau Panjang.

Apa saja kah fakta dari Gunung Anak Krakatau simak ulasan dibawah ini :

1. Lokasi Gunung Krakatau

lokasi gunung krakatau
sumber gambar : bbc.com

Jika anda berada di lokasi Jakarta ambil tujuan ke arah Pelabuhan Merak, Banten. Setelah tiba di Pelabuhan naik lah kapal yang bertujuan Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

ketika sudah sampai lanjutkan perjalanan menuju Dermaga Canti. Kemudian lanjutkan dengan arah menuju Pulau Sebesi.

Untuk menuju Gunung Anak Krakatau hanya membutuhkan waktu sekitar 2.5 jam hingga 3 jam perjalanan.

Sepanjang perjalanan dari Pulau Sebesi menuju Gunung Krakatau akan disuguhkan dengan pemandangan laut dan pulau-pulau yang menarik.

Tentunya akan membuat hati terasa nyaman, masalah yang ada hilang. Pemandangan air laut yang sangat segar dan sejuk bewarna biru. Tampak dari jauh keindahan Gunung Krakatau.

2. Lahirnya Anak Gunung Krakatau

erupsi gunung merapi
sumber gambar : pixabay.com

Gunung Krakatau pernah terjadi letusan yang mengakibatkan hancurnya sepertiga badan gunung api Perboewetan dan Danan.

Selain itu akibat dari letusan ini terjadi tsunami hingga ketinggian 36 meter. Tentunya memakan korban sekitar 36.000 nyawa. Pengaruh dari letusan ini sangat mempengaruhi iklim dan menurunkan suhu global.

Pada tahun 1883 merupakan awal dari letusan Gunung Krakatau. Di tahun ini tercatat sejarah bahwa terjadi letusan yang sangat dahsyat dengan gemuruh yang mulai terdengar dan getaran yang cukup kencang.

Tidak hanya itu materi vulkanik mulai berhamburan keluar dari Gunung Krakatau.Di tahun yang sama letusan demi letusan pun mulai terjadi secara berkala, dan letusan itu menyebabkan bencana yang sangat mengerikan.

Jangka waktu 200 tahun yang lalu Gunung Krakatau tidak pernah mengalami aktivitas vulkanik.Letusan Gunung Krakatau yang terakhir menjadi sejarah modern, dengan suara paling keras terdengar dan tercatat di bumi, hal ini menjadi bencana yang paling mengerikan.

Akibat dari letusan ini memusnahkan peradaban manusia sebab ratusan desa yang ada di Jawa dan Sumatera  hancur oleh terjangan tsunami.

Selain itu bongkahan terumbu karang  yang memiliki berat berkisar 600 ton bahkan sampai muncul ke permukaan.

Catatan sejarah menyebutkan bahwa Indonesia terletak di jantung zona subduksi, lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan sebagian Lempeng Asia yang terletak di Sumatera saat bergerak ke utara.

Kondisi lempeng Samudera yang lebih berat, lempeng Indo-Australia meluncur di bawah lempeng benua yang mempunyai kondisi jauh lebih ringan dan lebih tebal yang terletak di lempeng Asia atau Sumatera. Ketika tenggelam di bawah laut batuan dan material akan meluncur dan memanas.

Cairan magma yang berasal dari bawah mengalir ke atas melalui saluran tersebut, dan akan membentuk gunung berapi.

Menurut penelitian menyebutkan bahwa saat terjadi letusan yang sebelumnya, puing-puing menyumbat leher Perboewetan dan tekanan hingga kemudian terbentuk dibawah penyumbatan.

Ledakan awal yang membelah ruang magma dan gunung api mulai runtuh. Tidak hanya itu terjadinya ledakan itu mengakibatkan air laut yang bersentuhan dengan lahar panas yang membuat bantalan uap panas eksplosif dan membawa aliran lava sejauh 25 mil sekitar 40 km dengan kecepatan mencapai 62 mph.

Gunung Krakatau setiap bulan bertambah pertumbuhan tingginya sekitar 20 inci. Gunung api berasal dari kaldera purba yang aktif hingga akhirnya muncul ke permukaan.

Hal ini terjadi pada saat tahun 1927. Itulah gunung api yang sekarang menjadi Gunung Anak Krakatau. Gunung ini menjadi saksi bisu dari letusan Gunung Krakatau.

Gunung ini menjadi destinasi wisata yang banyak di minati wisatawan lokal maupun mancanegara. Wisata ini di lestarikan dengan nama cagar alam Krakatau.

Pada tanggal 22 Desember 2018 gunung ini membuat kehebohan kembali dengan letusannya yang mengakibatkan tsunami dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.

Letusan yang terjadi pada Gunung Krakatau di sebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang membentuk kerak bumi.

Hal ini terjadi secara terus menerus dengan cara melawan satu sama lain diatas lapisan cairan tebal atau mantel.

3. Menuju Gunung Krakatau yang meninggalkan sisa letusan

gunung krakatau saat letusan
sumber gambar : @gunungkrakatau (instagram)

Untuk menuju Gunung Anak Krakatau yang merupakan peninggalan sisa letusan dengan mengawali perjalanan menaiki perahu dari Pulau Sebesi menuju Pulau Gunung Anak Krakatau.

Waktu tempuh dari Pulau Sebesi ke Pulau Gunung Anak Kratau sekitar 2,5 jam perjalanan.

Setelah sampai di Pulau gunung tersebut akan di suguhkan dengan pasir hitam gelap dengan banyak pepohonan yang terasa sejuk dengan pemandangan laut.

Sepanjang jalan menuju Gunung Anak Krakatau tidak banyak pepohonan. Pada jalur ini para pengunjung menyusuri hutan kecil dan setelah itu terdapat jalur yang menanjak dengan sisa bongkahan Gunung Krakatau yang mengumbul di ujung pandangan.

Sepanjang tanjakan hanya tersisa bebatuan dan pasir. Untuk menempuh perjalanan hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencapai tujuan Gunung Anak Krakatau.

Karena tingginya aktivitas vulkanik didalam gunung tersebut, terdapat batas jarak aman Gunung Anak Krakatau.

Para pengunjung dilarang menuju melebihi batas yang sudah ditentukan. Gunung Anak Krakatau yang terbilang menyeramkan dan masih aktif hingga saat ini.

Para pengunjung bisa menempuh puncak gunung ini dengan berjalan turun dari titik batas menuju lembah dan kembali menyusuri tubuh gunung.

Namun sebaiknya tidak di lakukan demi keamanan kan kenyamanan pengunjung tetaplah berada pada batas yang sudah di tentukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Dari tempat tersebut terlihat sisa Gunung Krakatau yang telah meletus dahsyat dengan bentuk Pulau Sertung yang berbentuk panjang dan Pulau Rakatau yang terlihat jelas dari kejauhan.

Banyak terdapat spot foto yang bisa diabadikan sebagai kenangan yang tidak akan terlupakan, dengan latar belakang Gunung Anak Krakatau yang memukau.

4. Gunung Anak Krakatau yang Menginspirasi

film Fair Wind to Java gunung krakatau
sumber gambar : @rodneyhardcastletaylor (instagram)

Keindahan Gunung Krakatau yang menyeramkan membuat daya tarik tersendiri dari gunung ini. Gunung ini banyak menginspirasi karya-karya seniman seperti subjek dan juga berbagai cerita di banyak drama tidak hanya itu gunung ini di jadikan sebagai film antara lain :

– Film yang berjudul Fair Wind to Java yang di rilis pada tahun 1953. film ini menceritakan tentang seorang kapten laut Amerika dan pemimpin bajak laut yang tertarik ingin mencari berlian yang tersembunyi di Krakatau.

– Film lain yang berjudul Crack Of Doom yang rilis pada tahun 1966, dalam film ini tempat untuk syuting berada di Gunung Krakatau.

– Selain film itu ada pula film yang berjudul Krakatau pada tahun 1977. film ini berdurasi 122 menit yanh di sutradarai oleh Misbach Yusa Biran. film ini berlatar belakang Gunung Krakatau sesuai dengan judulnya. Film ini menceritakan tentang 2 seorang laki-laki yang di utus oleh guru silatnya yang berasal dari Perguruan Krakatau untuk mencari murid pembangkang perguruan.

– Film Krakatoa : Volcano of Destruction pada tahun 2006. Film ini menceritakan tentang dahsyatnya letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1883.

Film ini memiliki alur cerita dengan memperlihatkan suasana kacau yang terjadi saat letusan gunung, yang menimbulkan tsunami, membawa hujan batu apung dan abu, gelora abu panas, tidak hanya asam sulfat yang mengerikan.

Kisah dari film ini diambil oleh kisah nyata yang berasal dari saksi saat kejadian letusan tersebut.

5. Gunung Krakatau sebagai latar belakang uang pecahan 100 rupiah

uang 100rupiah gunung krakatau
sumber gambar : moneykoin.blogspot.com

Pecahan uang yang berjumlah 100 rupiah yang rilis pada tahun 1992. Uang kertas ini terdapat gambar destinasi wisata Gunung Krakatau yang keren di Indonesia.

Gambar yang ada di dalam uang tersebut lengkap dengan ilustrasi abu vulkanik yang menyembur ke udara.

6. Gunung Krakatau membutuhkan waktu yang lama untuk pulih

penampakan dari gunung krakatau dari jauh
sumber gambar : @gunungkrakatau (instagram)

Dengan cerita ledakan Gunung Krakatau yang sangat dahsyat, tentu saja membuat kondisi gunung ini sangat kacau.

Gunung ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali pulih, 40 tahun terlewatkan dari ledakan yang super dahsyat tersebut perlahan mulai pulih Gunung Krakatau.

Para peneliti menyebutkan bahwa kehidupan yang ada pada Krakatau kembali hidup di tabula berasa Krakatau, berkat adanya biota dari pulau-pulau yang ada disekitarnya.

Tidak hanya itu terdapat pula dugaan adanya flora asli Krakatau yang mampu bertahan dalam lingkungan ekstrem. Hal ini dipercaya ekosistem di komplek Krakatau mulai pulih.

Itulah fakta mengenai gunung ini. Cerita diatas merupakan keunikan dari Gunung Krakatau walau menyeramkan.

Kepulauan Indonesia memang terdapat banyak gunung api yang masih aktif sekitar 127, dan Gunung Krakatau termasuk dalam daftar tersebut.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×