5 Sejarah Gunung Gede

 

Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar : bdllhfiez (instagram)

Letak dan Kondisi Gunung Gede – Pangrango

Gunung Gede Pangrango terletak di 3 Wilayah Administrasi Bogor, Cianjur dan Sukabumi, di karenakan posisi dari kedua kaki gunung Gede dan Pangrango tersebar di 3 Kabupaten tersebut.

Gunung Gede dan Gunung Pangrango merupakan 2 gunung yang berbeda walaupun seperti menyatu.

Ketinggian masing – masing Gunung juga memiliki perbedaan. Gunung Gede memiliki ketinggian 2.958 mdpl (meter diatas permukaan laut ). Sedangkan ketinggian dari Gunung Pangrango adalah  3.019 mdpl.

Kedua Gunung tersebut dihubungkan dengan sebuah gigir yang berbentuk menyerupai sadel di ketinggian Kurang lebih 2400 mdpl. Yang biasa dikenal oleh para pendaki sebagai Kandang Badak.

Gunung  Pangrango memiliki ketinggian yang lebih tinggi dan memiliki puncak yang berbentuk mengerucut yang masih relative mulus, ini pertanda bahwa type gunung ini memiliki usia yang relative masih muda dan belum pernah meletus sebelumnya.

Untuk Gunung Gede sendiri yang nota bene memiliki ketinggian yang lebih rendah, namun masih aktif terlihat  dari keberadaan kawah – kawah aktif, diantaranya adalah Kawah Ratu, Kawah Wadon, Kawah Baru, dan Kawah Lanang.

Kawah Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar : semutsavana (instagram)

Letak titik Puncak Gunung Gede diatas tebing atau gigir kawah yang baru, namun gigir ini tak lagi utuh, yang di akibat kan oleh letusan vulkanik yang terjadi berulang kali.

Gigir yang lebih tua adalah punggung gunung yang dikenal dengan sebutan Gunung Gemuruh. Kawah dan Puncak Gunung Gede yang sekarang terletak pada sisa  kawah Gunung Gemuruh Lama yang telah punah.

Dan di antara Gigir Gunung Gede dan Gunung Gemuruh, terdapat tanah lapang savanna yang disebut juga oleh para pendaki sebagai Alun – Alun Surya Kencana di ketinggian 2.750 mdpl.

Kilas Sejarah Gunung Gede Pangrango

Gunung Gede dan Pangrango sebetulnya sudah terkenal sejak lama dalam cerita dongeng dan legenda tanah Pasundan.

Legenda tersebut salah satunya adalah dari naskah perjalanan Bujangga Manik dari sekitar abad ke 13, yang telah menyebut  tempat bernama Puncak dan  Bukit Ageung ( Gunung Gede ) yang disebutnya sebagai ( tempat yang tertinggi di Pakuan ).

Puncak Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar : hariliburproduction (instagram)

Kemungkinan pada masa itu sudah ada jalan kuno yang menghubungkan antara Bogor ( Pakuan ) dengan Cianjur, yang melintasi lereng sebelah utara dari Gunung Gede di sekitar Cipanas sekarang.

Pada masa kolonialisme Belanda wilayah yang subur ini kemudian menjadi wilayah pertanian, terutama dibidang perkebunan,  dari tahun 1728 teh Jepang mulai ditanam diarea ini dan pada tahun 1835 perkebunan teh ini telah berkembang sampai ke daerah Ciawi dan Cikopo.

Kebun teh Puncak,Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar : stsumiati21_ (instagram)

Pada tahun 1878 dikembangkan juga teh Assam yang tambah sukses, sehingga mengubah landscape dan perekonomian diseputar lereng Gede Pangrango.

Gede Pangrango juga menjadi salah satu tempat favorit dan tertua  bagi penelitian tentang alam di Indonesia.

Menurut catatan, orang yang pertama menginjak kan kakinya di puncak Gunung Gede adalah Reinwardt. beliau adalah pendiri sekaligus direktur pertama Kebun Raya Bogor, yang mendaki pada bulan April tahun 1819.

Kebun Raya Bogor,Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar : yudhi_sukarta (instagram)

Ia kemudian meneliti sekaligus menulis deskripsi  vegetasi di bagian gunung yang lebih tinggi sampai ke puncak. Reinwardt sebetulnya telah menyebutkan bahwa Horsfield telah mendaki terlebih dahulu, akan tetapi catatan perjalanan nya tidak  bisa di temukan.

Dua tahun setelahnya, melalui surat yang dikirimkan dari Buitenzorg ( Bogor sekarang ) pada awal Agustus 1821. Kuhl dan Van Hasselt menyebutkan bahwa mereka telah menyelesaikan pendakian dan penelitian ke puncak Pangrango.

Kedua peneliti tersebut menemukan banyak jejak dan jalur lintasan Badak Jawa. Bahkan mereka menggunakannya untuk memudah kan menembus hutan menuju ke puncak Pangrango.

Seseorang yang bernama Jung huhn mendaki puncak Pangrango pada bulan Maret 1839 dan juga ke puncak Gunung Gede dan wilayah sekitarnya pada bulan – bulan berikutnya.

Untuk mempelajari Topografi, Geologi, dan meteorolgi serta Botani tumbuhan yang tumbuh di area ini. Sejak saat itu tidak terhitung lagi peneliti yang telah mengunjungi kawasan ini hingga sekarang.

Banyak peneliti yang mengunjungi tempat ini, tak bisa dilepaskan dari aneka ragam kekayaan dan keindahan alam di Gunung Gede Pangrango, yang awalnya juga oleh keberadaan Kebun Raya Cibodas yang ketika dibangun pada 1830 oleh J.E Teijman.

Sebenarnya untuk kebun aklamasi bagi tanaman – tanaman yang berpotensi  dikembangkan dalam perkebunan. Pada tahun 1870 dikembangkan menjadi kebun Raya yang menyediakan tempat menginap dan sarana untuk penelitian, mengenai keadaan lingkungan dan hutan disekitar nya.

Di tahun 1889 atas usulan dari Treub, hutan pegunungan seluas 240 hektare diatas kebun raya tersebut hingga ke sekitar wilayah air panas ditetapkan sebagi cagar alam oleh pemerintah Hindai belanda.

Ini adalah cagar alam dan kawasan konservasi ragam hayati pertama yang didirikan di Indonesia. Hingga 1926 cagar alam ini di perluas hingga mencapai puncak – puncak Gunung Gede dan Pangrango dengan luas 1.200 Ha.

Kekayaan Alam

Kekayaan Alam yang terkandung di Gunung Gede dan Pangrango sangat melimpah, terutama flora pegunungan.

Sejarah mencatat yang telah tertulis diatas dapat diketahui bahwa di kawasan ini banyak menarik ahli dan peneliti untuk mengekplorasi kawasan Gunung Gede Pangrango.

Seperti Thunberg yang membuat kajian botani pada tahun 1777 di wilayah ini. Kemudian Blume melakukan pendakian Puncak Gunung Gede untuk pertama kalinya menggunakan jalur pendakian Cibodas.

Ada juga Wallace di tahun1861 mengikuti jalur ini dalam rangka mengoleksi burung dan serangga walaupun hasilnya kurang memuaskan.

Flora

Di taman nasional ini dikenal dengan kekayaan Flora pegunungan. Sebagai contoh di seluruh wilayah cagar alam Cibodas – Gede pada ketinggian 1.500 mdpl hingga ke Puncak Gede dan Pangrango, tak kurang dari 870 spesies tumbuhan berbunga dan 150 spesias paku – pakuan dan 200 jenis Anggrek yang tercatat di seluruh Taman Nasional ini.

Bunga Rafflesia rochusseni Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar : tn_gedepangrango (instagram)

Van Steenis juga mencatat 68 spesies tumbuhan pegunungan yang langka dan diketahui keberadaannya hanya di satu gunung saja di Jawa. Sembilan diantaranya tercatat hanya dari Gunung Gede, dan 6 dari 9 spesies itu adalah Endemik Jawa.

Di Alun – Alun Surya kencana bunga Edelwiss Jawa tumbuh subur dan sangat populer dikalangan para pendaki dan pecinta alam, sehingga di jadikan maskot taman nasional ini.

edelweiss Surya Kencana Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar : aganto_seno (instagram)

Fauna

Selain Flora terdapat juga Fauna di Taman Nasional Gunung Gede yang memiliki kekayaan jenis hewan yang cukup tinggi terutama di kawasan hutan pegunungan bawah. Beberapa diantaranya terhitung langka, endemik atau terancam punah.

Di antara Fauna yang terdapat di Gunung Gede adalah Owa Jawa, Lutung Surili, Anjing Ajag, macan tutul, sejenis celurut gunung, kelelawar, sejenis bajing terbang, dua jenis tikus.

Owa Jawa Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar : tn_gedepangrango (instagram)

Terdapat juga berbagai jenis burung seperti Elang jawa (Spizaetus bartelsi), serak bukit, celepuk jawa, cabak gunung, walet gunung, pelatuk kundang, ciung-mungkal jawa, andromedae, dan beberapa spesies lain.

Elang Jawa Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar : tn_gedepangrango (instagram)

Beberapa hewan sejenis ular pegunungan yang jarang, kemungkinan juga terdapat di sini, juga beberapa jenis amfibia langka seperti katak merah.

Ular Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar : firman_panthera (instagram)

Hewan-hewan lain yang acap dijumpai, di antaranya monyet kra, lutung budeng, teledu sigung, tupai akar, tupai kekes, tikus babi, jelarang hitam, bajing-tanah bergaris-tiga, pelanduk jawa dan lain-lain.

Tupai terbang Gunung Gede Pangrango
Sumber Gambar tn_gedepangrango (instagram)

Flora dan Fauna yang ada di Taman Nasional gunung Gede dan Pangrango ini Seluruhnya, lebih dari 100 jenis mamalia serta lebih kurang 250 jenis burung.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×