5 Informasi Sejarah Gunung Merapi Untuk Menambah Ilmu Pengetahuan

gunung merapi yang menyeramkan
sumber gambar : @ketep_pass_magelang (instagram)

Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Sleman , Daerah Istimewa  Yogyakarta, Kabupaten Magelang Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

Gunung Merapi ini merupakan gunung paling aktif di Pulau Jawa. Saat ini Gunung Merapi menjadi tempat wisata bersejarah akibat dari Erupsi gunung tersebut, banyak peninggalan-peninggalan akibat letusan Gunung Merapi salah satu contohnya adalah Rumah Mbah Maridjan yang di jadikan tempat untuk menyimpan barang ataupun foto saat terjadi bencana alam tersebut.

Para wisatawan lokal maupun mancanegara tertarik mengunjungi gunung ini karena terdapat banyak wisata peninggalan akibat letusan yang dahsyat, para wisatawan ingin melihat kondisi dan cerita dari Gunung Merapi secara langsung.

Gunung ini juga memiliki banyak keunikan dan menyimpan beberapa misteri yang dipercaya oleh masyarakat sekitar.

Gunung Merapi sangat bersejarah para ahli menyebutkan bahwa mengenai pembagian sejarah gunung tersebut.

Menurut Geologic Map Of Merapi Volcano Central Java pada tahun 1989 hal ini membagi menjadi dua fase besar yaitu Fase Merapi Tua dan Merapi Muda.

Namun hal lain di sebutkan oleh penelitian P. Berthommier yang berjudul Volcanological Study Of Merapi Volcano (Central Java) : Tephrostratigraphic and Chronology-Eruptive Product (1990) bahwa pembagian gunung ini di bagi menjadi 4 fase yaitu fase Merapi Purba, Merapi Pertengahan, fase Pra-Merapi, dan fase Merapi Baru.

Untuk lebih jelasnya simak ulasan dibawah ini mengenai Fakta Gunung Merapi.

Empat Tahap Merapi

Merapi Purba

Sekitar 60.000 tahun hingga 8.000 tahun yang lalu lahir lah Gunung Merapi yang merupakan fase pertama dari pembentukan dengan kerucut yang belum sempurna.

Ekstrusi awal dari gunung ini berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan yang di perkirakan berumur 40.000 tahun yang lalu, yang terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic berasal dari awan panas, breksiasi lava dan lahar.

Merapi Tengah

Pada tahun 8.000 hingga 2.000 tahun lalu terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyebabkan pembentukan bukit Batulawang dan Gajahmungkur yang hingga kini tampak terlihat jelas di lereng utara Gunung Merapi.

Strukturnya dari bebatuan yang terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Merapi terdapat aktivitas dengan letusan efusif atau disebut lelehan dan eksplosif.

Para ahli memperkirakan letusan eksplosif ini mengakibatkan terbentuknya kawah Pasar Bubar.

Pra Merapi

gunung bibi yang indah
sumber gambar : @anita_irayani (instagram)

Pada 400.000 tahun yang lalu Pra Merapi disebut sebagai Gunung Bibi yang memiliki magma andesit-basaltik dengan umur sekitar 700.000 tahun.

Gunung Bibi ini terletak di lereng timur Merapi yang merupakan kawasan Kabupaten Boyolali. Gunung Bibi ini memiliki puncak Bibi dengan ketinggian sekitar 2.050 meter diatas permukaan laut.

Gunung Bibi memiliki struktur batuan yang bersifat andesit-basaltatik hanya saja tidak mengandung orthopyroxen.

Jarak antara puncak Bibi dan puncak Merapi berjarak sekitar 2.5 km. Pra Merapi atau Gunung Bibi ini merupakan fase yang paling tua hingga akhirnya mengalami alterasi yang begitu kuat.

Merapi Baru

gunung merapi baru
sumber gambar : @wisata_merapi (instagram)

Merapi baru ini terjadi pada 2000 tahun lalu hingga saat ini. Saat terjadi letusan di masa lalu sebaran materialnya menyebabkan menutupi Candi Sambisari yang letaknya berjarak sekitar 23 km selatan Merapi.

Merapi baru ini terdapat sebuah Kawah yang bernama Pasarbubar ini berbentuk kerucut Merapi yang saat ini disebut sebagai Gunung Anyar.

Gunung Anyar saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Andreastuti melakukan studi stratigrafi pada tahun 1999 telah menunjukan terjadi letusan besar dengan indeks (VEI) sekitar 4 tipe Plinian yang terjadi pada zaman terdahulu.

Pada 500 tahun yang lalu terjadi letusan besar yang menyebabkan sebaran cukup luas hingga menghasilkan Selokopo tephra. Sedangkan pada 250 tahun yang lalu Erupsi eksplosif yang kecil yang menyebabkan pembentukan Pasarbubar tephra.

Erupsi Gunung Merapi

erupsi gunung merapi
sumber gambar : pixabay.com

Gunung Merapi sering terjadi letusan.  Erupsi yang tercatat sejak tahun 2006, mencapai 83 kali kejadian. Kejadian yang terjadi di Gunung Merapi merupakan erupsi yang di kategorikan sebagai tipe Vulkanian lemah.

Pada tahun 1979 Merapi mengalami erupsi  Vesuvius dengan tipe Plinian yang merupakan tipe Vulkanian dengan daya letusan sangat kuat.

Erupsi yang terjadi di Merapi tidak eksplosif namun aliran piroklastik selalu terjadi di setiap erupsi Merapi. Erupsi Merapi terjadi selang waktu berkisar antara 2 sampai 5 tahun yang merupakan periode terpendek nya, untuk periode menengah erupsi sering terjadi sekitar 5 hingga 7 tahun, selain itu ada jangka waktu terlama nya erupsi Merapi yang berkisar lebih dari 30 tahun.

Tercatat bahwa pada abad ke 16 tidak ada erupsi, Merapi mulai membaik. Hal ini di buktikan dengan pada tahun 1587 hingga tahun 1658  Merapi istirahat terpanjang yang dicapai hingga jangka waktu 71 tahun.

Kronologi sejarah mengenai Gunung Merapi mulai tercatat pada tahun 1768. Namun pada abad ke 19 sejarah letusan gunung tercatat lebih rinci pada masa ini terjadi sekitar 20 letusan.

Pada abad 19 kurun waktu letusan secara interval terjadi rata-rata 5 tahun sekali. Setelah itu pada abad 20 tercatat lebih banyak letusan hingga akhirnya pemantauan gunung api mulai aktif.

Pada tahun 1872 terjadi letusan Merapi yang dianggap sebagai letusan terakhir dan terbesar pada abad 19 dan abad 20 yang mengakibatkan terbentuknya kawah dengan diameter antara 480 hingga 600 m.

Letusan ini tergolong dalam kelas D, yang berlangsung sekitar 5 hari. Dentuman suara letusan Gunung Merapi terdengar hingga Madura, Bawean dan Kerawang. Tidak hanya itu awan panas mengalir disetiap sungai yang ada di puncak gunung.

Seluruh desa yang ada disekitar gunung tersebut hancur akibat terkena dampak dari awan panas. Selain itu dampak dari awan panas itu membentuk sebuah kawah yang mempunya elevasi sekitar 2.184 m dibandingkan sekarang puncak Merapi berada pada elevasi 2.968 m.

Letusan yang terjadi pada dahulu kala menyebabkan perubahan morfologi di tubuh Gunung di bentuk oleh lidah lava.

Cerita diatas mengenai sebelum adanya Gunung Merapi telah lebih dulu ada Gunung Bibi. Namun tidak ketahui apakah ada kegiatan vulkanik di gunung tersebut.

Saat terjadinya proses pembentukan Gunung Merapi , Gunung Bibi tertimbun sebagian hingga saat ini hanya nampak sebagian puncaknya.

Setelah itu terjadi pembentukan bukit Turgo dan Plawangan yang merupakan proses lahirnya Gunung Merapi.

Menurut Berthomernier (1990) kedua bukit tersebut berumur  sekitar 60.000 tahun. Terdapat pula bukit Gajahmungkur, Pusunglondon, dan Batulawang yang berada di sekitar lereng Gunung Merapi tepatnya di bagian atas tubuh Merapi.

Bukit-bukit tersebut terjadi paling lama sekitar 6700 tahun yang lalu. Hal ini menunjukan bahwa bagian atas tubuh Gunung Merapi terbentuk saat ribuan tahun yang lalu.

Pusat aktivitas Merapi sebelum terbentuknya puncak, Kawah Pasarbaru lah yang menjadi pusat. Pasar bubar merupakan sebuah tempat yang merupakan satu-satunya sisa dari letusan Gunung Merapi dengan kontur tanah dipenuhi batuan vulkanik.

Kawah Pasar Bubar diperkirakan terbentuk sekitar 2000 tahun yang lalu. Hal ini memperjelas keadaan tubuh Gunung Merapi semakin lama semakin tinggi dengan proses bertambah tinggi.

Gunung Merapi nampak baru saat beberapa ribu tahun yang lalu. Puncak Gunung Merapi yang saat ini menjadi pusat aktivitas gunung merupakan bagian paling muda dari Merapi.

Kawah Pasar Bubar yang terdapat bukaan dengan arah letusan yang berbeda-beda, namun sebagian letusan mengarah ke arah selatan , barat dan utara.

Kubah luva terbentuk dan terkadang terhancurkan oleh letusan yang ada pada puncak yang aktif ini. Tidak hanya itu kawah aktif Merapi sering berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan letusan saat terjadi.

Kubah lava bertumbuh mengisi celah antara lava lama dan lava sebelumnya dalam kawah aktif. Kubah tumbuh dengan diawali letusan ataupun sesudah letusan.

Jika hal ini terjadi, akan menyebabkan pembongkaran pada kubah lava yang lama dan akan membentuk kawah baru. Kubah lava yang baru akan tumbuh didalam kawah baru yang terjadi akibat letusan.

Tumbuhnya kubah lava dapat terjadi pada tubuh kubah lava sebelumnya yaitu pada perbatasan antara dinding kawah lama dan lava sebelumnya.

Itulah sebabnya puncak Merapi banyak terdapat kawah-kawah hasil letusan yang memiliki ukuran bervariasi dan lokasinya yang berbeda.

Selain itu perubahan pada morfologi juga terjadi akibat letusan tersebut, terutama pada bibir lawah dan lereng yang terletak di bagian atas.

Saat terjadi letusan pusat dari longsoran ada di puncak Merapi. Tubuh kubah lava yang ada di bagian bawah terkena dampak dari tekanan, karena bagian atas masih cukup kuat untuk menahan beban material.

Saat pengisian lava ketika tumbuhnya kubah masih terbatas jumlahnya, hal ini akan menyebabkan arah guguran lava masih dapat terkendali dalam celah di sekitarnya.

Apabila celah tersebut sudah mulai penuh akan terjadi penyimpangan-penyimpangan tumbuhnya kubah. Contohnya pada  tahun 1994 hingga 1998 pertumbuhan kubah lava yang sifatnya menyamping.

Hal ini akan menyebabkan perubahan arah letusan. Selain itu perubahan tersebut bisa terjadi dengan jangka waktu yang relatif pendek dari kubah lava yang sama. Kubah Lava akan tumbuh berkembang dari simetris menjadi asimetris yang akan membentuk lidah lava.

Jika kubah lava akan terus tumbuh dengan kecepatan yang tidak sama, akan menyebabkan terbentuknya morfologi bergelombang hingga akhirnya menjadi sejajar antara satu dengan yang lainnya tapi masih dalam satu tubuh.

Pada tahun 1943 tepatnya pada bulan April hingga Mei longsoran kubah teramati dengan alur pertumbuhannya mencapai titik kritis dan menyimpang.

Puncak Merapi terdapat penumpukan material baru yang terjadi akibat dari pertumbuhan kubah lava, hal ini terlihat dari ketinggian maksimum puncak Merapi.

Terdapat beberapa catatan sejarah letusan yang telah mengubah morfologi puncak yang menghasilkan kawah yaitu:

1. Pada tahun 1846 hingga 1848 (200m)

2. Pada tahun 1849 (250 hingga 400m)

3. Pada tahun 1865 hingga 1871 (250m)

4. Pada tahun 1872 hingga 1873 (480  hingga 600 m)

5. Dan yang terakhir pada tahun 1930 hingga 1961.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×