2 Legenda Gunung Gamalama

Gunung Gamalama
Sumber Gambar : mountstronaut (instagram)

Gunung Gamalama adalah sebuah Gunung yang terletak di Kepulauan Maluku tepatnya di Pulau Terntate, Pulau ini berada di pesisir barat Pulau Halmahera.

Sebuah Gunung yang memepunyai ketinggian 1.715 mdpl. Gunung Gamalama tertutupi hutan Montane di ketinggian 1.200 – 1.500 meter dan Hutan Ericaceous di ketinggian di atas 1.500 meter.

Gunung Gamalama menurut Sejarah di ambil dari nama Kie Gam Lamo yang mempunyai arti “ Negeri yang Besar”.

Gunung Gamalama juga sering di sebut sebagai Penguasa Daratan Ternate. Bagaimana tidak ? gunung Gamalama yang berbentuk Stratovulkanik ini merupakan keselurahan dari pulau Ternate.

Pulau yang letaknya di pesisir barat pulau Halmahera selama berabad – abad menjadi  Benteng pertahanan bangsa Portugis yang menjajah Pulau ini.

Benteng Tolukko gunung Gamalama
Sumber Gambar : Hananto wicaksono

Gunung Gamalama dikaitkan dengan sejumlah Legenda Antara Lain

Selain Bangsa Portugis, VOC Belanda juga pernah mendirikan benteng pertahanan di sana dengan tujuan yang sama yakni perdagangan rempah – rempah.

Gunung Gamalama ini mempunyai sejarah yang besar, sepanjang sejarah Gunung Gamalama telah meletus sebanyak 60 kali. Letusan yang pertama meletus pada tahun 1538.

Terbentuknya Danau Tolire

Salah satu Legenda yang terkenal adalah terjadinya Danau Tolire yang terjadi pada tahun 1775, Gunung Gamalama meletus yang letusannya sangat dahsyat hingga menghancurkan Desa bersama Para penduduknya.

Danau Tolire Gunung Gamalama
Sumber Gambar : Hananto wicaksono

Dari letusan tersebut muncullah sebuah danau yang cantik yang kemudian di namakan Danau Tolire, selain itu letusan Gunung Gamalama juga membentuk sebuah pantai yang diberi nama pantai Sulamadaha dan Batu Hangus.

Akitivitas Letusan yang terjadi di Gunung Gamalama juga sangat berdampak terhadap kebudayaan dan tradisi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Gamalama.

Kololie Kie yang pada setiap tahunnya menampilkan Festifal Legu Gam adalah salah satu tradisi yang di rayakan oleh masyarakat di sekitar Gunung Gamalama.

Tradisi yang unik ini adalah warisan turun temurun dari nenek moyang penduduk Ternate yang berupa ritual mengitari Gunung Gamalama sembari mengunjungi atau berziarah ke sejumlah tempat dan makam yang dikeramatkan.

Tradisi ini dilakukan untuk memanjatkan doa kepada Sang Maha Kuasa dan para Leluhur agar supaya Gunung Gamalama tidak meletus.

Puncak Gunung Gamalama Merupakan Tempat Suci

Puncak Gunung Gamalama juga di yakini sebagai tempat suci, karena Puncak ini bersemayam nya Raja dan Imam – imam masjid Kasultanan Ternate, serta para penyebar agama Islam.

Makam Sultan Babullah Gunung Gamalama
Sumber Gambar : yuanrolaz (instagram)

Makam yang berada di puncak Gunung Gamalama biasa disebut “Jere” oleh mayarakat sekitar. Masih menurut warga sekitar Jere atau makam suci tersebut tumbuh dengan sendirinya.

Jere – jere yang tersebar di puncak Gunung Gamalama yang tumbuh dahulunya untuk batu nisan nya berwarna putih, namun sekarang batu nusannya sudah berubah warna menjadi hitam.

Makam yang diyakini oleh masyarakat sekitar merupakan makam atau jere milik Aulia dan Anabia atau orang – orang yang suci juga tersebar di beberapa kelurahan di kota Ternate.

Masyarakat menyebut Kelurahan Sangaji utara merupakan milik Sangaji atau Panglima perang kasultanan ternate pada masa perlawanan terhadap Penjajahan yang terjadi di kota Ternate baik oleh Bangsa Portugis maupun pada saat melawan VOC Belanda.

Adapun Kelurahan Sulamandaha merupakan Makam milik para penyebar agama Islam yang menyebarkan ajarannya di Pulau ini.

Selain Sulamandaha Jere – jere juga terdapat di kelurahan Sasa yang merupakan milik para Penasehat Empat Kesultanan di Maluku utara.

Kelurahan Tobona milik para Imam – imam masjid Kesultanan Ternate sedangkan Kelurahan Foramadiahi merupakan Jere milik Sultan khairun.

Penduduk sekitar percaya bahwa di setiap kelurahan di kota kecil bulat kerucut ( Ternate ) itu memiliki penunggu yang di percaya sebagai penunggu atau penjaga di lokasi Jere atau Makam keramat.

Untuk daerah Ternate dan mungkin daerah – daerah lainnya selain Ternate, orang yang bisa “melihat” hanya orang – orang yang memiliki mata bathin khusus. Orang – orang ini biasanya mampu melihat para penunggu yang mendiami setiap wilayah nya.

Masih menurut kepercayaan penduduk sekitar apabila terjadi musibah, maka dapat dipastikan terjadi kesalahan besar telah di perbuat, karena sudah ada tanda atau pemberitahuannya dari alam.

Apabila ada hujan, angin kencang, dan banjir terjadi, maka setelah itu ada penemuan jasad bayi yang dibuang atau orang yang meninggal.

Sampai jasad bayi atau orang yang  meninggal itu di makamkan, barulah hujan dan angin itu berhenti.

Begitulah legenda yang di percayai oleh masyarakat Gunung Gamalama secara turun temurun hingga sekarang.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×