Legenda Gunung Latimojong

 

gunung Latimojong
Sumber Gambar : inceilaa (instagram)

Gunung Latimojong

Gunung Latimojong merupakan Gunung tertinggi di Sulawesi Selatan, tingginya mencapai 3.430 mdpl. Bahkan Gunung ini yang tertinggi di pulau Sulawesi.

Gunung ini terbentang di 4 Kabupaten dari selatan sampai utara, Gunung Latimojong di sebelah barat berada di Kabuopaten Enrekang, Sebelah timur berada di Kabupaten Luwu sampai ke Teluk Bone, Sebelah Selatan berada di Kabupaten Sidrap dan Sebelah Utara berada di Kabupaten Tana Toraja.

Gunung Latimojong ini yang menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi, merupakan Gunung yang tidak aktif. Dan menjadi Gunung tertinggi ke 5 di Indonesia.

Gunung Latimojong mempunyai  7 puncak, atau yang biasa di sebut sebagai pegunungan dengan badan – badan gunung yang saling berhimpit dan membentuk formasi yang sangat unik.

Tidak berlebihan Jika Gunung Latimojong ini di sebut sebagai “ Big Mountain “ karena memiliki tujuh puncak.

Puncak – puncak tersebut adalah :

  1. Buntu Sinaji ( 2.430 mdpl )
  2. Buntu Sikolong ( 2.754 mdpl )
  3. Buntu Rante Kambola ( 3.083 mdpl )
  4. Buntu Rante Mario ( 3.430 mdpl )
  5. Buntu Nenemori ( 3.097 mdpl )
  6. Buntu Bajaja ( 2.700 mdpl )
  7. Buntu Latimojong ( 2.800 mdpl )

Menurut kepercayaan angka 7 merupakan angka yang eksotis, seperti halnya Gunung Latimojong ini yang mempunyai pemandangan yang eksotis.

Menurut Kepercayaan masyarakat sekitar, konon di pegunungan ini merupakan asal – usul nenek moyang orang – orang dari Enrekang, Toraja, Luwu, dan Bone.

Kepercayaan ini bersumber dari legenda setempat yang didominasi oleh Suku Duri, suku ini berkomunikasi menggunakan bahasa Duri.

Penduduknya mendiami wilayah daerah Baraka hingga Karangan pada jalur pendakian Gunung Latimojong, serta penduduknya mayoritas  bermata pencaharian menjadi petani Kopi.

Cerita Rakyat Suku Duri Tentang Legenda Puncak Rante Mario di Gunung Latimojong adalah :

Lembah Gunung Latimojong
Sumber Gambar : klart_ur (instagram)

Diceritakan pada jaman dahulu di puncak rante Mario di Gunung Latimojong pernah hidup seorang nenek dan cucunya bernama Mori.

Sudah menjadi kebiasaan yang wajib dilakuakan untuk melangsungkan kehidupannya Nenek Mori ini harus berburu binatang hutan yang tak lain adalah Anoa.

selain berburu Nenek Mori juga menggantungkan hidupnya dengan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi setiap hari.

Nenek Mori ini mempunyai kelebihan  yaitu mempunyai indra ke enam yang bisa berhubungan dengan mahkluk halus.

Masyarakat pun percaya bahwa nenek Mori sering berburu ditemani oleh makhluk halus ini pada suatu tempat yang berada di atas gunung.

Nenek Mori mempunyai hewan peliharaan yaitu kerbau yang berwarna putih, kerbau ini di beri tanda di bagian telinganya.

Apabila si kerbau ini mendadak berlari turun dari gunung seolah ada yang mengejarnya, maka akan menjadi tanda wilayah sekitar akan mengalami turun hujan.

Selain itu ada yang special di kehidupan Nenek Mori, pada saat nenek Mori berburu hewan di hutan namun beliau tidak berburu seperti masyarakat pada umumnya.

Nenek Mori berburu hewan buruannya tidak menggunakan senjata, namun menggunakan Kidung atau tembang/ lagu untuk menarik hewan buruan nya.

Nenek Mori memulai perburuannya di Sebuah batu besar yang berada di puncak gunung dengan lantunan kidung.

Dengan suara kidung yang terbawa angin dan menggema memantul ke dinding – dinding gunung serta lembah yang berada di bawah gunung, mengalun seolah mengajak yang terdengar seperti kidung persahabatan.

Dengan lantunan Kidung ini maka Anoa – anoa yang menjadi buruannya kan datang sendiri menhampiri nenek Mori.

Anoa – anoa yang menghampiri nenek Mori jumlahnya cukup banyak sehingga Nenek Mori hanya tinggal memilih Anoa mana yang akan menjadi santapan nya.

Hingga tiba waktu Nenek Mori merasa hidupnya di dunia sudah tinggal sebentar lagi, sehingga ia berpesan pada sang cucu Mori.

Pesan yang di sampaikan nenek ke pada Mori ialah apabila di saat Mori ingin  berburu di dekat batu yang biasa neneknya itu berburu, maka Mori harus berteriak, maka daging – daging anoa pun akan tersedia di tempatnya.

Namun apabila pesan dari neneknya ini dilanggar oleh Mori, maka neneknya ini akan meninggalkan Mori untuk selamanya.

Mori pun mendengarkan dengan seksama pesan yang ucapkan oleh neneknya dan berjanji akan mematuhinya.

Semakin lama semakin dibuat penasaran oleh pesan yang disampaikan neneknya Mori, akhirnya Mori mendatangi batu besar tersebut secara diam – diam.

Mori pun berharap dapat bertemu dengan neneknya kembali dan Mori pun berteriak memanggil neneknya.

Namun Janji yang telah diucapakn dilanggar oleh Mori, tali kesepakatan pun terputus, Nenek Mori pun menghilang.

Hingga saat ini masyarakat masih percaya bahwa Mori masih sering mendatangi Gunung ini, namun sudah tidak terdengar lagi lantunan kidung yang dinyanyikan oleh nenek Mori serta daging anoa yang tersaji di batu besar pun turt menghilang.

Puncak Rante Mario yang berada di puncak Gunung Latimojong memliki 2 suku kata yang terdiri dari kata Rante yang berarti Daratan luas / lapangan.

Sedangkan kata Mario berarti senang / bahagia. jadi kata rante mario berarti daratan kebahagiaan yang berada di puncak.

Itulah sekelumit legenda dari puncak Nene Mori (Nenek Mori) semoga bisa menambah ilmu pengetahuan kita tentang sebuah legenda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×